Wednesday, July 06, 2005

Human Resources Series#3 "Kaderisasi Pemimpin"


oleh Iwan F. Salim

Bayangkan perusahaan anda tiba tiba mengalami krisis kepemimpinan, ketika sang presdir tiba tiba dianggap tidak layak memimpin perusahaan lagi karena berbagai sebab. Misalnya saja ia terlibat skandal kredit macet sehingga harus dijebloskan ke penjara. Siapa yang harus menggantikan ? Apakah diambil dari internal perusahaan ? Atau anda harus buru buru angkat telefon dan menghubungi headhunter executive search?

Asumsikan saja anda sebagai HR Director diminta pendapat oleh anggota direksi yang lain dan mereka mengamini ketika anda mengusulkan agar pengganti diambil dari dalam. Kini tugas anda lah merekomendasikan beberapa senior executives yang anda lihat layak menjadi presdir yang baru.

Dalam realitanya, skenario di atas mungkin tidak terlalu sering terjadi. Nyatanya sudah ada deal deal politik tertentu antara faksi faksi yang berkepentingan untuk menggolkan jagonya masing masing. Tetapi apakah anda sebagai pemimpin perusahaan sudah mengkader pemimpin pemimpin generasi berikutnya?

Di perusahaan tempat saya bekerja, kaderisasi dilakukan dengan beberapa cara, misalnya shadowing eksekutif senior, career planning, dan beberapa cara lain. Diantaranya adalah dengan mendirikan sebuah unit khusus business development consultancy. Unit ini adalah sebuah global organization yang memiliki criteria seleksi yang cukup ketat. Staff yang diterima harus melalui proses seleksi case study mengenai business strategy yang harus direkomendasikan kepada seorang country manager. Data yang diberikan adalah laporan keuangan, laporan market intelligence, guntingan koran, laporan marketing dan beberapa informasi lainnya. Calon consultant diberikan waktu 30 menit untuk membaca keseluruhan data ini dan diminta memberikan presentasi singkat kepada consultancy manager. Kemudian ia akan di interview oleh seorang consultancy manager lain yang akan menentukan apakah staff tersebut dapat diterima atau tidak.

Unit ini terkenal hanya akan menerima staff yang diidentifikasi memiliki potensi menduduki posisi puncak dalam beberapa tahun kedepan. Selama bekerja di unit ini, para kader pemimpin diberikan assignment berupa masalah yang dihadapi perusahaan kami dan diminta bekerja sebagai management consultant dan memberikan rekomendasi penyelesaian masalah kepada board of directors yang berkedudukan di London.

Masalah yang dihadapi berskala global dan biasanya berupa review atas business unit yang sedang merugi, atau rencana untuk membuka operations di negara baru dan masalah-masalah lainnya.

Unit ini terdiri dari sekitar 50 orang konsultan dan dipimpin oleh seorang vice president. Konsultan-konsultan ini berasal dari berbagai latar belakang dan sering disebut sebagai mini united nations karena terdiri dari bangsa-bangsa di seluruh dunia. Unit ini sangat menarik sekali untuk masuk karena project-project yang harus dikerjakan tidak harus berlokasi di London, tapi bisa berlokasi di banyak tempat. Hampir tidak ada benua di dunia dimana para konsultan ini belum bekerja, kecuali mungkin Kutub Utara dan Kutub Selatan !

Skills apa atau knowledge apa yang diperoleh dalam melaksanakan project-project di atas sehingga unit business development ini dianggap sebgai tepat dijadikan kawah candradimuka bagi pemimpin - pemimpin masa depan di perusahaan kami ? Nah dengan melaksanakan project-project diatas, skill yang pertama adalah melihat perusahaan atau suatu business unit tertentu sewcara strategic, atau yang populer dengan 'having a helicopter view'. Skills berikutnya adalah stakeholder engagement alias mengadakan komunikasi atau diskusi dengan para stakeholder yang mayoritas adalah senior management di masing masing business atau negara yang bersangkutan.

Di tulisan berikutnya saya akan membagi pengalaman tentang bagaimana kedua skills diatas berguna untuk bekal seorang kader pemimpin organisasi.

Iwan Salim, seorang professional pada perusahaan minyak multinasional yang pernah beberapa kali bekerja di luar negeri pada beberapa negara. Ia juga mahasiswa pada Program Pascasarjana Ilmu Manajemen, FEUI.

All Rights Reserved. Copyrights (c) Iwan Salim 2005

No comments: