Monday, March 13, 2006

IFS Series# 5 : More on Career Planning

oleh: Iwan F.Salim (email:iwanfuadsalim@yahoo.com)


Saya diberi kesempatan berbicara di almamater saya yaitu Universitas Indonesia. Kesempatan yang diberikan adalah sebagai pembicara tamu pada mata kuliah Kapita Selekta di Fakultas Teknik. Topik yang saya bawakan adalah Career Planning , berhubungan dengan salah satu artikel saya yang pernah dimuat di sebuah harian nasional. Berikut adalah beberapa subject yang menjadi fokus pertanyaan para mahasiswa.

1.Kapan saat yang paling tepat untuk menentukan Career Objectives?

Lebih awal , Lebih baik. Memang benar bahwa di masa masa awal bekerja banyak orang yang masih belum pasti rencananya dua atau tiga tahun mendatang, apalagi rencana dengan horizon waktu yang lebih panjang seperti tujuan karir. Karena itu hendaknya masa masa dua atau tiga tahun pertama tersebut digunakan sebaik mungkin untuk mengenal diri dengan baik.Temukan apa yang menjadi strengths dan weaknesses anda dan jadikan hal tersebut menjadi input menentukan tujuan karir anda.

2.Apakah hambatan-hambatan yang akan dihadapi dalam pencapaian tujuan karir seseorang ?

Tentu banyak dan di situlah pentingnya disiplin untuk selalu membandingkan rencana karir dan kenyataan yang terjadi. Lakukan analisa apakah anda sudah berada dalam jalur yang benar dalam perjalanan mencapai tujuan karir anda. Jika analisa anda menunjukkan perkembangan karir anda sesuai dengan rencana maka anda tidak usah melakukan apa apa.Sebaliknya jika ternyata karir anda tidak berkembang maka anda harus mempertimbangkan tindakan korektif apa yang harus anda ambil.

3.Apa yang harus dilakukan jika tujuan karir harus diubah ?

Beberapa faktor atau peristiwa yang dialami mungkin mengakibatkan adanya perubahan atas tujuan karir yang hendak dicapai. Perubahan tujuan karir dapat berupa perubahan usia pencapaian jenjang karir tertentu tapi dapat pula berupa jenjang karir yang diinginkan berubah. Rencana awal mungkin menjadi Finance Manager di usia 30 tahun tetapi perusahaan menginginkan anda lebih lama dalam posisi asisten manajer.Atau perusahaan meminta anda untuk pindah jalur dari bidang sales ke bidang Personel.
Lagi lagi anda sebaiknya memikir masak-masak bagaimana menyikapi perkembangan yang sedang anda alami.Apakah anda bersikap menerima bahwa jenjang karir anda tidak persis seperti yang anda inginkan. Jika anda tidak ingin menerima kondisi yang anda maka anda harus siap dengan Plan B dan implementasikan hal itu.
Dalam tulisan berikutnya saya akan lanjutkan dengan beberapa hal lain yang menjadi perhatian rekan-rekan mahasiswa.

Iwan Salim, seorang professional pada perusahaan consumer finance multinasional.Pernah bekerja di sebuah perusahaan minyak multinasional dan bekerja dan tinggal di beberapa negara di Eropa.

Hak Cipta ada pada Penulis.2006

Saturday, March 11, 2006

IFS Series # 4: Career Planning: Should You Accept the Job Offer ?

Oleh : Iwan F.Salim
(email to : iwanfuadsalim@yahoo.com)


Beberapa waktu yang lalu saya bertemu seorang kolega lama. Sudah lama saya tidak bertemu dengannya . Kami bertemu karena saya ingin minta pendapatnya mengenai sebuah job offer yang baru-baru ini saya terima.

Kolega saya ini-sebut saja namanya Andy- kemudian membagi pengalamannya dalam malang melintang selama lebih dari 10 tahun sebagai professional bekerja baik di dalam maupun di luar negeri , baik sebagai professional di tingkatan lokal, regional maupun Global.

Pertama, Jangan mengambil keputusan karena alasan-alasan emosional. Apa yang dikatakan sebagai alasan-alasan emosional ? Singkatnya anda harus yakin bahwa anda pindah karena perusahaan yang menawarkan job baru tersebut lebih baik dibandingkan dengan perusahaan anda yang lama, dalam segala bidang. Ini merupakan alasan-alasan yang rasional. Tetapi jika anda menerima job tersebut karena sudah lama anda tidak menyukai atasan anda di perusahaan sekarang, atau anda merasa diperlakukan tidak adil oleh perusahaan sekarang, sebaiknya anda mempertimbangkan keputusan anda dengan masak-masak.

Tidak ada yang abadi di dunia ini. Demikian juga tidak selamanya atasan yang anda tidak sukai tadi akan menjadi atasan anda. Akan datang saatnya dimana dia akan menjabat pekerjaan lain dan tiba giliran Anda yang menjadi atasan.

Jadi kalau istilah bahasa Inggrisnya, ‘Sleep on It’. Jangan ambil keputusan dalam keadaan emosional.

Hal yang Kedua yang menurutnya harus menjadi pertimbangan adalah bahwa kita harus yakin bahwa tujuan karir kita akan lebih cepat tercapai dengan pindah ke perusahaan yang baru.Anda tentu pertama tama harus lebih dahulu tentukan career objectives anda.Apakah anda ingin retire sebagai CEO atau sebagai Finance Director pada 5 tahun mendatang? Anda harus dapat memperkirakan dimana anda akan lebih cepat menyampai tujuan tersebut.Apakah dengan tetap berada dalam pekerjaan anda saat ini atau dengan pindah pekerjaan ? Jika anda yakin yang Pertama adalah jawabannya maka anda tidak usah pindah pekerjaan. Jika sebaliknya maka anda harus pindah pekerjaan.

Dan yang Ketiga - dan mungkin yang paling penting- adalah bahwa selalu tinggalkan perusahaan yang lama dengan baik baik. Dunia adalah tempat yang sangat kecil, siapa tahu kita tidak suka di tempat kerja yang baru ...akan sangat berguna jika kita masih dapat kembali ke perusahaan yang lama, walaupun mungkin tidak di pekerjaan yang sama dengan pekerjaan yang kita tinggalkan. Tentu yang lebih baik adalah jika perusahaan anda yang lama menghubungi anda dan meminta anda untuk kembali pada posisi yang lebih senior. Memang kadang-kadang ada baiknya meninggalkan perusahaan anda untuk beberapa lama dan kemudian kembali lagi dengan melakukan ‘big jump’ dan menduduki posisi yang lebih senior , yang tidak mungkin ada tempati jika anda tidak memutuskan untuk pindah perusahaan.

Semoga Bermanfaat !

All Rights Reserved. Iwan Fuad Salim, 2006.