Tuesday, July 05, 2005

Human Resources Series#2 "Menghadapi Atasan Berkebangsaaan Asing"

Oleh Iwan Salim


Ketika saya baru masuk kerja sepuluh tahun yang lalu di sebuah perusahaan minyak multinasional, atasan saya adalah orang Skotlandia. Sejak itu saya memilki atasan orang Indonesia, orang Malaysia, orang Wales, orang Inggris dan orang Belanda. Pasti anda juga pernah mengalami kondisi ini dimana anda pernah memiliki atasan yang bukan orang Indonesia dan mungkin juga anda pernah mengalami masalah-masalah yang timbul karena perbedaan budaya dan perbedaan latar belakang.

Mungkin seperti juga yang saya alami, anda pernah beberapa kali mengalami masalah dengan atasan-atasan Asing ini. Baik dari cara mengemukakan pendapat, cara berargumentasi, etika dalam rapat, diskusi-diskusi di luar kantor, dan beberapa kondisi lainnya. Logisnya dengan semakin lama kita bekerja maka kita akan semakin tahu bagaimana menghadapi atasan dengan berbagai macam budaya. Sayangnya seperti kita juga ketahui, cara menghadapi atasan dari Inggris belum tentu bias diterapkan untuk atasan dari Belanda, walaupun mereka berusia sama dan memegang posisi yang sama. Setiap kali ada atasan baru kita harus belajar lagi budaya bekerja atasan baru tadi.

Sayangnya hal ini sukar dihindari. Kita sama-sama tahu bahwa semakin banyak perusahaan yang beroperasi di Indonesia merupakan perusahaan yang dimiliki asing. Karenanya pasti ada tenaga kerja yang tidak berkewarganegaraan Indonesia. Mereka umumnya menempati posisi manajerial dan memiliki staff berkebangsaan Indonesia. Kadang-kadang bentrokan antara budaya Indonesia dan budaya asing menimbulkan masalah di dalam kantor.

Tulisan berikut ini akan mencoba menyediakan beberapa tips-tips praktis.

1. Jangan takut untuk berbeda pendapat.

Terutama jika atasan anda orang Barat, jangan merasa sungkan atau risi untuk berbeda pendapat. Ingat bahwa budaya Barat lebih menghargai perbedaan pendapat dan diskusi dibanding budaya Timur. Dari sudut pandang budaya Barat , orang yang tidak mengemukakan pendapat (baik pendapat yang sama maupun berbeda) dianggap tidak tahu apa-apa.

Dalam kehidupan kantor, atasan Asing akan menghargai orang yang sering mengemukakan pendapatnya dibanding staff yang diam-diam saja. Karena itu jangan heran jika rekan anda yang sering 'ngomong' lebih cepat maju karirnya dibanding Anda yang lebih hemat dengan kata-kata.
Anda pasti pernah punya atasan yang tidak begitu menguasai masalah, atau ‘Expat tidak selalu lebih pandai dibanding orang Indonesia’. Anda sebagai orang Indonesia pasti lebih menguasai masalah dan harus berani mengemukakan pendapat anda kepada atasan. Jika anda berhasil meyakinkan atasan bahwa pendapatnya salah dan pendapat anda yang benar maka atasan anda akan ‘selamat’ karena tidak mengambil keputusan yang keliru. Akhirnya atasan anda akan ingat ‘jasa’ anda ini, dan anda akan menjadi orang kepercayaannya.

Tapi karena atasan Asing anda juga akan melihat kualitas dari materi yang dibicarakan, maka ingat juga bahwa anda jangan Asbun alias Asal Bunyi.

Satu hal yang agak sukar dipelajari mungkin bukan memiliki pendapat yang berbeda, tapi bagaimana mengemukakan pendapat tersebut tanpa menyinggung perasaan atasan. Untuk hal ini memang tidak ada solusi yang berlaku untuk semua situasi. Ingat saja bahwa beberapa atasan lebih suka jika ia tidak ‘dipermalukan’ di depan umum , tetapi ada juga atasan yang tidak keberatan jika anda memprotes pendapatnya di muka anak buahnya yang lain. Jika anda ingin berbeda pendapat, ada baiknya ada coba dulu dengan mengirim e-mail , sehingga anda dapat memilih kata-kata bahasa Inggris yang tepat. Berikan waktu kepada atasan anda untuk mengolah alasan anda dan menerima pendapat anda. Kemudian baru anda telefon atau bertemu langsung dengan atasan anda. Pada saat pertemuan face to face ini baik atasan anda maupun anda sendiri tidak lagi berbicara mengenai detail , tetapi lebih kepada masalah-masalah prinsipil.

2. Kalau tidak tahu, nyatakan.

Sebenarnya tip di atas berlaku untuk anda yang memiliki atasan orang Indonesia maupun yang memiliki atasan orang Asing. Namun demikian, lagi-lagi karena masalah budaya yang berbeda, maka jangan ragu ragu menyatakan ketidaktahuan kita dan bertanya kepada atasan jika kita tidak tahu maksud perintah sang atasan.

Sang atasan pasti merasa senang jika anda menanyakan sesuatu kepadanya karena ia merasa bahwa anda mendengarkan kata-katanya. Sebaliknya ia akan merasa heran jika Anda salah mengerjakan tugas, karena saebelumnya Anda tidak pernah bertanya sama sekali (sekali lagi, dalam pikiran mereka, jika tidak ada pertanyaan pasti Anda sudah mengerti!).
Yang harus kita hindari adalah ekpektasi atasan yang tidak tepat. Karena anda tidak pernah mengatakan bahwa anda tidak tahu mengenai pekerjaan yang harus anda lakukan, maka atasan anda menganggap bahwa anda mampu melaksanakan tugas tersebut sesuai dengan waktu yang sudah ditentukan. Jadi kalau ternyata nantinya anda tidak mampu, maka ia tidak percaya dengan alasan anda.

Memang lebih baik nyatakan saja jika anda tidak tahu. Dengan cara ini maka atasan anda dapat memberikan penjelasan yang lebih teliti atau memerintahkan kolega anda untuk mengajarkan hal tersebut kepada anda.

Saya ingat pengalaman saya beberapa waktu yang lalu. Saya dipindahkan menjadi account manager untuk perusahaan IT, padahal latar belakang pendidikan saya adalah sarjana ekonomi. Hal yang pertama saya lakukan adalah mengingatkan atasan saya bahwa saya bukan orang dengan latar belakang IT. Karena saya ingatkan hal ini maka atasan saya langsung memerintahkan kolega saya untuk ‘membimbing’ saya ,sehingga akhirnya setelah beberapa bulan saya bisa berdiskusi dengan klien seakan-akan saya sudah lama masuk ke industri IT.

3. Kalau tidak setuju, nyatakan.

Seperti dibahas di awal tulisan ini, jika atasan kita bukan orang Indonesia, ada kemungkinan besar ia lebih menghargai orang yang berbeda pendapat dibandingkan jika atasan anda adalah orang Indonesia. Saya tidak serta merta menyatakan bahwa semua atasan Indonesia tidak menyukai perbedaan pendapat tetapi pengalaman saya memiliki atasan eks BUMN adalah bahwa ia tidak suka jika saya tidak setuju dengan pendapatnya, apalagi jika ketidak setujuan itu saya sampaikan di muka umum.

Jangan lupa bahwa jika Anda tidak setuju dengan atasan anda, maka anda harus memiliki alas an yang logis. Yang paling tidak disukai oleh atasan, baik atasan Indonesia maupun atasan Asing, adalah jika anda tidak memiliki alasan yang jelas mengenai pendapat anda. Sekali lagi, jangan sekedar asal bunyi atau asbun, pastikan ada memiliki pendapat yang berbeda karena anda memiliki sebab-sebab yang jelas, logis dan relevan dengan pembicaraan yang sedang dibicarakan.

4. Hargai waktu, tepati janji anda.

Bangsa kita terkenal dengan sebutan bangsa jam karet. Nyaris tidak ada acara atau meeting yang start on time, apalagi finish on time. Hal ini sangat kontras dengan kebiasaan di Negara-negara lain. Seingat saya , bangsa yang memiliki kebiasaaan seperti kita tidak banyak, mungkin hanya bangsa-bangsa di Amerika Latin , Italia dan Spanyol.

Memang benar bahwa orang Asing yang sudah lama tinggal di Indonesia akan ‘menyesuaikan diri’ dengan situasi ini. Gunakan ini untuk membuat atasan Anda semakin respect pada anda. Bagaimana caranya ? Seperti dikemukakan di atas, kemungkinan besar ekspektasi atasan anda adalah bahwa anda pun tidak menghargai waktu, seperti kebanyakan staff Indonesia lainnya. Karena itu jika anda justru tepat waktu , selalu menyerahkan tugas pada saat yang di janjikan, maka atasan anda akan positively surprised sehingga ia akan lebih percaya pada anda dibanding kepada staff lainnya.

5. Hindari menanyakan hal-hal yang bersifat pribadi, kecuali kalau anda sudah mengenalnya sudah lama dan dengan baik.

Saya sering tertawa dalam hati jika ada kolega yang bertanya kepada atasan saya yang kebetulan orang Asing, pertanyaan pertanyaan yang sifatnya agak pribadi seperti : berapa anak anda; hobby anda apa; istri/suami anda dimana ; dan lain lain.

Biasanya raut muka atasan saya langsung berubah dari relax menjadi agak tegang atau agak formal. Bagi sebagian orang Asing, pertanyaan seperti di atas bukanlah pertanyaan yang diajukan pada pertemuan pertama. Kadang-kadang pertanyaan pertanyaan seperti ini lebih cocok ditanyakan di pertemuan pertemuan informal misalnya sambil minum bir atau sambil makan siang. Jadi hindari mengeluarkan pertanyaan pertanyaan seperti itu jika Anda baru kenal untuk pertama kalinya.

Yang lebih wajar biasanya adalah tunggu sehingga ia yang mulai bertanya kepada anda. Biasanya dia akan bertanya apakah anda sudah berkeluarga atau belum dan kemudian ia akan bertanya hal-hal yang lain.

Iwan Salim, seorang professional pada perusahaan minyak multinasional yang pernah beberapa kali bekerja di luar negeri pada beberapa negara.


All Rights Reserved. Copyright Iwan Salim 2005.

1 comment:

Unknown said...

haaiiiii teman....

ada kabar gembira nih, tertama buat yang lagi manyun sendiri gara-gara mau beli tas baru tapi yang bagus harganya selangit :)

Yup... main donk ke www.ipopscollections.com lagi ada promo tas louis vuitton tuh...
Kualitas super, harga MIRING.

Oya, ada juga merek merek tas lain seperti PRADA, DIOR, CHANEL, HERMES, TODS, BURBERRY dll..

Nah, kebetulan kan, ga usah keluar rumah, tinggal duduk manis depan cp, kamu bisa dapetin semuanya

Note: Reseller are welcome


CU there...

Poppy