Saturday, August 06, 2005

Management Series#1 "Company Restructuring"

Oleh Iwan F. Salim
(email to
iwanfuadsalim@yahoo.com)


(Dimuat di Republika, Minggu 21 Agustus 2005)



Kalau anda adalah seorang professional yang sudah bekerja selama beberapa lama pasti anda familiar sekali dengan terminologi di atas. Hampir setiap beberapa tahun , semua perusahaan dikatakan sedang mengalami ‘restrukturisasi’. Beberapa perusahaan menggunakan kata-kata 'strategic review' atau terminologi-terminologi lainnya yang tidak begitu jauh berbeda.

Seorang kolega saya berkeluh kesah bahwa ia dijadikan korban office politics. Tempatnya bekerja beranggapan bahwa aspirasi perusahaan yang semakin tinggi mengakibatkan bahwa perusahaan memerlukan lebih banyak staff baru. Staff lama dikatakan kurang cocok dengan aspirasi perusahaan sehingga perusahaan harus merekrut staff lain yang dianggap lebih 'cocok'. Oleh perusahaannya, kolega saya ini tidak dipecat, tetapi di reposisikan , masih dalam departemen yang sama, namun diberikan tanggung jawab yang berbeda dan otomatis job title yang berbeda pula. Enak bukan ? Tidak juga ....

Kolega saya ini rupanya tetap merasa disingkirkan, karena di pekerjaan yang baru, ia merasa tidak memiliki pekerjaan yang penting , tidak seperti pekerjaan nya yang sebelumnya. Ia juga merasa bahwa penggantinya tidak kompeten untuk melakukan pekerjaan yang sebelumnya ia pegang. Ia juga masih kesal dengan cara penggantian dirinya, dimana presiden direktur sudah mengumumkan penggantian dirinya, padahal ketika itu ia belum mendapat pekerjaan yang baru. Intinya ia merasa bahwa perusahaan tidak memperlakukan dirinya secara fair.

Apa kira-kira yang perlu anda lakukan agar selalu survive dalam setiap company restructuring ? Berikut beberapa tips-tips praktis yang mungkin dapat digunakan.

1. Bangun jejaring (network) atasan, kolega, bawahan: Berapa jumlah orang di kantor anda yang dapat anda angggap sebagai Teman ? Dari jumlah tersebut, berapa orang yang merupakan atasan /bekas atasan anda? berapa orang yang merupakan kolega ? berapa orang yang merupakan bawahan/bekas bawahan anda ? Network adalah sarana yang sangat powerful untuk memperoleh sumber informasi. Anda harus bisa memperoleh berbagai informasi termasuk informasi mengenai restrukturisasi perusahaan. Yang lebih baik adalah anda orang pertama yang mengetahui bahwa perusahaan akan melakukan restrukturisasi sehingga anda memiliki advantage dibandingkan dengan orang lain. Yang paling penting tentunya bahwa anda lebih dulu mengetahui bahwa anda akan diganti , dan bukan orang lain yang memberitahukan kepada anda.

2. Adakan review secara reguler, apakah anda telah memenuhi performance contract : Di perusahaan tempat saya bekerja , setiap awal tahun, seluruh staff menandatangani 'performance contract' yaitu sehelai kertas yang berisi apa yang akan diberikan kepada perusahaan untuk tahun bersangkutan. Misalnya untuk staff di bagian penjualan maka yang tertera di performance contract nya adalah target penjualan, baik volume maupun margin. Tentu staff di bagian non penjualan memiliki indikator yang berbeda. Biasanya, dalam restrukturisasi, 'korban' pertama adalah orang-orang yang dianggap tidak memenuhi performance contractnya. Karena itu , sebelum ditegur oleh perusahaan, lebih baik anda sendiri yang melakukan review secara dini dan mengambil tindakan-tindakan korektif, sehingga anda tidak dimasukkan dalam golongan 'non performing staff'.

3. Monitor kondisi perusahaan, perhatikan jika ada tanda-tanda klasik Restrukturisasi : masing-masing perusahaan memiliki budayanya sendiri. Di beberapa perusahaan , jika 'tiba-tiba' muncul segerombolan konsultan manajemen, ini merupakan tanda pasti bahwa manajemen puncak sedang dalam proses melakukan restrukturisasi. Para konsultan disewa sebagai pihak yang independen untuk melakukan analisa, merumuskan permasalahan, memikirkan alternatif solusi , mensosialisasikan solusi tersebut dan membuat rekomendasi final kepada perusahaan.

Mudah-mudahan hal-hal di atas dapat membantu kita semua untuk lebih mengetahui apakah akan terjadi restrukturisasi dan apakah kita termasuk 'korban' atau sebaliknya.


Iwan F. Salim adalah professional pada sebuah perusahaan minyak multinasional yang pernah beberapa kali bekerja di luar negeri di beberapa negara. Alumni FEUI ini kini sedang menempuh pendidikan pascasarjana di fakultas yang sama.

All Rights Reserved. Copyrights (c) 2005.

1 comment:

Anonymous said...

good stuff