Wednesday, September 14, 2005

Career Planning

oleh Iwan F. Salim

(email:iwanfuadsalim@yahoo.com)

Seorang kolega saya baru-baru ini hengkang dari perusahaannya yang lama dan mendapat posisi sebagai salah seorang vice president perusahaan keuangan multinasional. Saya sempat heran karena perusahaannya yang lama bergerak di bidang energi jadi tidak ada hubungannya sama sekali dengan pekerjaannya yang baru. Tidak lama kemudian saya sempat bincang bincang dengan dirinya dan saya tanyakan apa yang menyebabkan perusahaannya yang baru mau menerima dirinya yang nota bene tidak memiliki pengalaman relevan. Jawabannya adalah bahwa career planning yang proaktif dilakukannya menyebabkan ia memiliki pengalaman dan skills yang relevan dengan pekerjaannya yang baru.

Career planning proaktif memang mungkin belum banyak dilakukan.Anda ingin 'laris' seperti kolega saya tadi? Berikut beberapa petunjuk praktis yang dapat Anda pertimbangkan.

1. Tentukan tujuan akhir karir anda: Posisi apa yang anda ingin capai pada saat anda pensiun ? Presiden Direktur ? Direktur Keuangan? Jika anda sudah tahu aspirasi anda, lakukan survey untuk melihat pekerjaan atau jenis pekerjaan apa yang pernah dilalui oleh para pemegang jabatan tersebut. Misalnya posisi presiden direktur di perusaaan marketing hampir selalu dipegang oleh eksekutif yang pernah memegang berbagai posisi di sales dan marketing dan biasanya ditunjang dengan pengalaman beberapa tahun di bagian supply and distribution. Profile presiden direktur di setiap perusahaan tentu berbeda, jadi anda harus melakukan survey di atas.

2. Identifikasi skills dan experience apa yang diperlukan untuk sampai pada tujuan akhir anda. Tentukan pekerjaan pekerjaaan apa yang dapat memberikan skills dan experience yang telah diidentifikasi tadi. Setiap kali anda sudah harus merasa mencari pekerjaan baru, pastikan bahwa pekerjaan anda sesuai dengan rencana jangka panjang anda. Yakini diri anda bahwa pekerjaan tersebut akan memberikan skills, responsibility dan breadth of experience yang anda butuhkan untuk sampai pada posisi yang anda inginkan.

3. Tentukan pada usia berapa anda ingin mencapai posisi tersebut. Anda juga harus masukkan faktor senioritas anda (pangkat) dalam perusahaan. Jika anda relatif masih muda dan target anda mencapai posisi yang anda inginkan dalam 10 tahun maka tentu job job yang harus anda lakukan lebih banyak dibanding jika anda memberi target 5 tahun. Jika anda sudah mencapai posisi yang relatif senior maka pasti jalan ke puncak lebih landai dibanding jika anda masih seorang fresh graduate peserta program management trainee.

Seorang kolega saya memiliki tools sederhana. Ia membuat sebuah diagram sederhana yang menggambarkan usia berapa ia harus naik pangkat dan jabatan apa yang harus diembannya pada usia usia tertentu. Ini memudahkannya untuk mereview progress perkembangan karirnya apakah sudah sesuai dengan rencana atau tidak dan mengambil tindakan korektif yang diperlukan.

4. Lihat sekeliling anda dan identifikasikan siapa pesaing anda. Tentu pesaing internal lebih mudah diidentikasikan ketimbang pesaing eksternal. Pastikan bahwa anda memiliki profile , relationship dan visibility yang lebih baik dibanding pesaing pesaing internal anda.

5. Cari pengalaman bekerja di luar negeri. Selain menambah pengalaman,bekerja di luar negeri juga akan memperluas network anda. Kalau tadinya mungkin anda hanya kenal dengan orang orang di kantor Jakarta saja , dengan bekerja di luar negeri akan menambah pergaulan anda dan memperluas sumber informasi untuk membantu karir anda.

6. Tingkatkan visibilitas anda : Jangan ragu mengambil posisi pemimpin dalam inisiatif inisiatif strategis perusahaan anda. Misalnya ada gugus tugas penghematan biaya maka jangan ragu menawarkan diri untuk menjadi ketua. Kegiatan kegiatan seperti ini sangat diperhatikan oleh top manajemen dan biasanya memungkinkan anda presentasi atau bekerja langsung diawasi oleh top manajemen.Artinya jika top manajemen menyukai hasil kerja anda terbuka luas kemungkinan anda dipromosikan ke posisi yang lebih tinggi.

7. Cari Mentor atau 'godfather': Di banyak perusahaan, peran mentor khususnya dalam hal memberikan rekomendasi yang baik masih sangat penting. Di beberapa perusahaan juga dikenal istilah 'godfather' yang dengan aktif mencarikan posisi bagi para 'anak anak angkatnya'. Jika anda tahu siapa para ‘godfather’ ini maka anda harus pintar-pintar membangun aliansi politis dengan mereka sehingga kelak dikemudian hari mereka dapat menolong anda.


Semoga bermanfaat
All rights reserved. Copyrights (c) Iwan Salim 2005.

4 comments:

Anonymous said...

dear Mr Iwan

bagaimana menjalin relasi/mencari pengalaman dengan luar negeri bila kita bekerja di perusahaan lokal???

Iwan Fuad Salim said...

Hello, Terima kasih atas komentarnya. Memang kalau kita bekerja di persuaah lokal, lebih sukar mencari pengalaman di luar negeri. Tapi apakah di perusahaan anda, tidak mempunyai rekanan di luar negeri ?

Anonymous said...

Hello 'wan .....

Ini Evi, tepatnya Eviriane.

Gue suka tulisan-tulisan loe 'wan ....

Isinya dalem, dan terkesan bijaksana.

Gue sendiri merasa mendapat "sesuatu" dengan membaca tulisan Iwan.

Terus nulis 'wan, tentang apa apa, itu akan membawa kebaikan buat Iwan, juga buat pembaca.

Salam buat Dian ya, juga para keponakan gue ....

Salam,

Evi

Iwan Fuad Salim said...

Hi Evi,
Good to hear from you again.. thanks ya for your comment.
Take Care
Iwan.